Di negeri yang terus bertumbuh, masyarakat kini tidak lagi mencari pemimpin yang sekadar hadir di rapat dan podium. Mereka mencari sosok yang membumi, menyentuh, dan bergerak.
Syafarahman Ketua Umum Lumbung Informasi Masyarakat kepada awak media mengatakan, "Bahwa pemimpin bukan sekadar tanda tangan dalam ruang ber-AC, tapi jejak kaki di jalan becek, mata yang menatap rakyat, dan tangan yang ikut memikul beban, " Ungkapnya.
Pria yang akrab di panggil Daeng Spareng juga mengatakan,"Jawa Barat menjadi contoh nyata, bahwa kepemimpinan bisa dibungkus dengan kesederhanaan, namun berdampak luas.
Lebih lanjut ia mengatakan," Bahwa pencapaian bukan dilihat dari banyaknya baliho, tapi dari air yang mengalir, pendidikan yang menjangkau desa, dan ekonomi kecil yang mulai bernafas".
" Ini bukan soal politik, Ini soal keberanian memimpin dengan nurani, Memisahkan ambisi dari pengabdian, Membawa jabatan turun dari panggung, masuk ke rumah-rumah rakyat, "Ungkapnya.
" Lumbung Informasi Masyarakat tidak berbicara tentang siapa. Kami berbicara tentang apa yang dibutuhkan bangsa hari ini. Pemimpin yang tidak hanya tampak, tetapi terasa. Yang tidak hanya hadir di awal, tapi juga di akhir perjuangan rakyatnya. Karena sejatinya, kepemimpinan bukan tentang siapa yang bicara paling lantang. Tapi siapa yang paling banyak mendengar,"Tegasnya.
"Dan bangsa ini tidak kekurangan cerdas. Tidak kekurangan ahli. Yang kita butuhkan adalah keberanian turun tangan, bukan hanya mengatur dari atas. inilah momentum, Bangkitlah, pemimpin yang bukan hanya hadir, tapi hadir dengan makna,"Tutupnya.
REDAKSI