ads top menu

 


Mengenal Sejarah Silat Pukol 7 Kalimantan Barat Aliran Guru Ayyub, Saksi Sejarah Wak Mansur : Begini Ceritanya

By_Admin
Minggu, April 13, 2025
Last Updated 2025-04-23T14:45:07Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

SERGAP7// PURUN - silat pukul tujuh menjadi saksi sejarah lahirnya di Kalimantan Barat yaitu di desa purun kabupaten pontianak pada saat itu dan saat ini berubah kabupaten menjadi kabupaten mempawah. 


Tak kita pungkiri, sejarah di jaman nenek moyang kita dulunya pasti meninggalkan sejarah yang sangat luar biasa yang tak dapat kita lupakan sampai kapanpun yang bakalan kita ingat. 


Silat pukul tujuh ialah silat tradisi nenek moyang kita dalam mempertahankan harga diri dan juga dalam mempertahankan harkat martabat keluarga dan juga orang sekitar kita. 


Siapa yang tak mengenal silat pukul tujuh pada zaman nya dahulu sampai di zaman saat ini khusunya di Kalimantan Barat yang lahirnya sejarah tersebut, yang menyebar luas ke seluruh Indonesia. 


Di Kalimantan Barat di sebutnya silat pukul tujuh, jika ada perbedaan penyebutan di daerah lain karna menyesuaikan penyebutan nama di masing-masing daerah. 


Wak mansur bujang, ialah saksi sejarah guru Ayyub tersebut mengenai silat pukul tujuh. Dimana wak mansur masih bertemu dengan guru Ayyub.


" Pada masa itu saya sudah berusia belasan tahun, dimana tokngah Ayyub mengajar silat pukul tujuh, dan saya sudah melihat dan mengetahui bahwa almarhum mengajar," Ungkap wak Mansur. 


"Sejarahnya tokngah Ayyub belajar silat pukul tujuh itu ialah di pulau kukup di singapur. Yang awal mulanya belajar sendiri kepada gurunya, lalu mengajak sepupunya yaitu tok umar dan juga sahabatnya guru mat yasin,"Terangnya.


" Tokngah Ayyub setelah selesai belajar silat tersebut lalu pulang ke purun pada masa itu dan mengajak tok umar untuk pergi ke pulau kukup, sesampainya tokngah Ayyub dan tok umar ke pulau kukup tak menjelang beberapa lama belajar juga lah tok umar silat pukul tujuh tersebut,"Tegasnya.


Tambahnya," Singkat cerita selama tok umar belajar silat disana, ia pun menetap disana dan mendapatkan seorang istri dan juga anak di pulau kukup tersebut. Dan juga tokngah Ayyub ini ialah seorang pekerja tukang bolak balik ke pulau kukup ke purun, pada waktu itu dia pun kembali lagi ke purun sendiri. Sesampainya di purun tokngah Ayyub bertemu lah dengan guru mat yasin".


"Karna guru mat yasin mengetahui tok umar ada di pulau kukup, guru mat yasin pun meminta kepada tokngah Ayyub untuk membawanya ke pulau kukup tersebut, yang mana guru mat yasin itu berasal dari punggur kabupaten kuburaya kalimantan Barat saat ini namanya. Mendengar guru mat yasin mau pergi ke pulau kukup, tokngah Ayyub pun membawalah guru mat yasin untuk pergi ke pulau kukup singapur,"Jelasnya.


"Sesampainya guru mat yasin dan juga tokngah Ayyub ke pulau kukup bertemu lah guru mat yasin dengan tok umar. Singkat cerita mendengar tok umar belajar silat pukul tujuh, guru mat yasin pun ingin belajar silat pukul tujuh yang mana awalnya guru mat yasin hanya ingin pergi jalan-jalan dan ingin bertemu dengan tok umar,"Ungkapnya.




Saat guru mat yasin selesai belajar silat pukul tujuh tersebut dan mereka pun cukup lama berada di pulau kukup tak lama kemudian mendapatkan pesan dari guru mereka untuk pulang ke purun kalimantan Barat, untuk di amanahkan mengajar dan memperluas silat pukul tujuh di kalimantan Barat. 


Tak lama mendapatkan pesan dan amanah dari guru mereka, tokngah Ayyub, tok umar dan juga guru mat yasin pulang lah ke purun kalimantan Barat, untuk menjalankan amanah dari guru mereka. 


Tok umar yang mana dia telah menetap disana mendapatkan istri dan juga anak pulang lah ke purun tanpa membawa anak dan istrinya pulang. 


Sesampainya mereka bertiga ke purun, tak menjelang lama mengajarlah tokngah Ayyub silat tersebut, berawal dari purun hingga mengajar kemana mana. Tokngah ayyub mengajar silat sedangkan tok umar diajak tokngah Ayyub ketika mengajar silat tok umar lah yang membaca doa rasul untuk mengakhiri pelajaran silat tersebut. Maka dari itu kenapa tok umar tidak mengajar silat kepada orang ramai, hanya mengajar kepada keluarga saja, karena tok umar mengikut tokngah Ayyub untuk membacakan doa rasul ketika tokngah Ayyub selesai mengajar anak murid nya silat.


Tak lama tok umar ke purun kemudian menikah lagi dan mendapatkan dua anak, anak pertama bernama wak bujang dan anak kedua bernama norlijah. 


Ya begitulah cerita singkatnya yang di ceritakan wak mansur bujang sejarahnya silat pukul tujuh tersebut. 


Sedangkan wak mansur juga meneruskan ajaran guru Ayyub sampailah saat ini. Yang mana beliau meneruskan silat peninggalan almarhum guru Ayyub. 



" Tokngah Ayyub dan tok umar ialah datok saya, yang mana tokngah Ayyub dan tok umar sepupu. Tok umar adalah bapak dari bapak saya. Bapak saya nama nya bujang, sedangkan tok umar adalah datok saya, maka dari itu tokngah Ayyub itu jelas datok saya juga, "Tegasnya.


"Saya meneruskan ajaran datok saya tokngah Ayyub yang mana tokngah Ayyub meninggal pada tahun 1968 pada masa itu, dan pada tahun 1972 saya pun meneruskan mengajar silat pukul tujuh sampailah saat ini. Dan pada saat ini saya sudah mendirikan Yayasan persilatan pukul tujuh kalimantan Barat yang telah resmi secara UUD,"Ujarnya.


" Pada zaman itu tokngah ayyub memberikan amanah kepada muridnya itu untuk mengajar hanya secara khusus duduk berdua, bersalaman dan menyiapkan persyaratan yang harus di siapkan serta diberikan pesan amanah yang harus di lakukan. Begitu juga saya yang mana waktu itu belajar silat ini kepada murid pertamanya tokngah ayyub yaitu toklet, tokngah ayyub membakar kemenyan untuk saya, sedangkan toklet mengajar saya silat tersebut,"Ungkap Wak Mansur. 


"Tak hanya sampai disitu saja, setelah saya selesai belajar kepada toklet saya belajar lagi kepada H Usman. Beliau adalah murid angkatan kedua guru ayyub. Setelah saya selesai belajar menjelang beberapa tahun meninggal lah tokngah ayyub, meninggalnya tokngah ayyub masih sempat saya pangku berdua bersama orang tua saya wak bujang pada saat itu. Yang mana rumah tokngah ayyub berada tepat didepan rumah saya,"Jelasnya.


" Menjelang Beberapa tahun berlalu kepergian tokngah Ayyub, saya pun di panggil oleh toklet dan H. Usman, bahwa saya diamanahkan untuk meneruskan ajaran silat pukul tujuh tokngah ayyub. Dimana saya di panggil duduk bersama toklet dan H. Usman bersalaman, menyiapkan persyaratan yang harus di siapkan dan diberikan pesan amanah yang harus di jaga dan di jalankan. Tak ada pada zaman tokngah Ayyub ataupun di zaman saya tahun 1972 diberikan selembaran kertas berbentuk ijazah. Hanya dilakukan secara duduk berdua secara khusus,"Tegasnya.


" Kalaupun kita mendapatkan selembaran kertas ataupun berbentuk surat ijazah mengenai silat pukul tujuh, yang mana yang di maksud diberi ijin boleh mengajar, mungkin itu berasal dari muridnya murid tokngah Ayyub. Karena sepengetahuan saya pada zaman itu tokngah Ayyub tidak pernah memberikan selembaran kertas ataupun berbentuk surat ijazah kepada muridnya boleh untuk mengajar. Sampailah dengan murid angkatan pertamanya toklet dan angkatan keduanya H. Usman. Tokngah Ayyub hanya memberikan ijin boleh mengajar hanya sebatas duduk secara khusus berdua bersalaman, menyiapkan persyaratan yang harus di siapkan dan diberikan amanah yang harus di jaga amanahnya dan yang dijalankan. Mungkin surat itu menurut saya memberitahukan bahwa mereka adalah sanad atau aliran dari tokngah Ayyub,"Jelasnya.


"Semoga dengan informasi sejarah yang singkat ini bisa menambah wawasan bagi masyarakat luas dan juga bagi pengamal silat pukul tujuh peninggalan almarhum tokngah Ayyub. Sejarah ini dapat saya pertanggung jawabkan, karna sejarah ini ialah sejarah yang telah dilalui tokngah Ayyub yaitu datok saya yang telah diceritakannya langsung kepada saya semasa almarhum hidup, karna saya sangat dekat dengan almarhum. jika tokngah Ayub habis melatih muridnya badan nya sakit saya lah yang dimintanya untuk memijat badannya dan lain-lainnya. Alhamdulillah dengan itu pintu rumah saya terbuka bagi siapapun yang ingin mendengarkan sejarah perjalanan datok saya ataupun yang lainnya,"Tutupnya.


Laporan / Red

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

ads bottom hb.segerah