SERGAP7// Sambas, Kalimantan Barat – Juni 2025 Mengantisipasi eskalasi potensi bencana di wilayah pesisir dan daratan Kabupaten Sambas, Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas mengambil langkah strategis dengan menyelenggarakan kegiatan bertajuk Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2025. Kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda edukatif, tetapi juga sebuah intervensi sistemik dalam membangun kapasitas tanggap darurat daerah yang terstruktur dan responsif.
Bertempat di Aula Dinas Kesehatan Sambas, kegiatan ini diikuti lebih dari delapan puluh peserta dari unsur relawan, tenaga medis, serta perwakilan dari lima Puskesmas prioritas. Hadir pula narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Rendra Gunawan, yang membawakan materi teknis mengenai tata kelola krisis kesehatan, manajemen evakuasi, dan prosedur standar bencana.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Ganjar Eko Prabowo, dalam pidato pembukaannya menegaskan bahwa kesiapsiagaan bencana tidak bisa dibangun melalui retorika semata. Diperlukan sistem, pelatihan, dan komitmen yang menyentuh akar komunitas.
“Kesiapsiagaan adalah instrumen keselamatan publik. Pemerintah daerah harus menjadi motor penggerak, tetapi ujung tombaknya tetap masyarakat. Tanpa pengetahuan dan latihan yang tepat, kerentanan kita hanya tinggal menunggu waktu,” tegas dr Ganjar.
---
Membumikan Mitigasi: Dari Teori ke Lini Lapangan
Peserta dibekali dengan materi substantif, mulai dari identifikasi titik rawan bencana, skenario evakuasi cepat, pertolongan pertama pada korban, hingga penanganan trauma psikologis pasca-krisis. Fokus khusus diberikan pada perlindungan kelompok rentan, termasuk ibu hamil, balita, lansia, dan difabel, yang sering kali terdampak paling berat dalam situasi darurat.
Kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi antara lintas sektor. Unsur TAGANA, penanggung jawab bencana Puskesmas, serta kader Saka Bakti Husada dikerahkan sebagai bagian dari ekosistem tangguh bencana. Kelima Puskesmas yang menjadi prioritas adalah Sajad, Galing, Sebawi, Tebas, dan Matang Suri.
---
Membangun Desa Tangguh Bencana, Bukan Sekadar Slogan
Dalam diskusi pleno, terungkap bahwa banyak desa di Sambas belum memiliki SOP evakuasi yang terintegrasi dengan sistem layanan kesehatan. Oleh karena itu, kegiatan ini diarahkan untuk menjadi awal dari pembentukan Desa Tangguh Bencana, dengan dukungan penuh dari sektor kesehatan sebagai lini pertahanan pertama dan terakhir dalam setiap krisis kemanusiaan.
“Kami tidak ingin desa-desa di Sambas hanya mengandalkan bantuan ketika bencana datang. Kami ingin mereka terlatih, tangguh, dan bisa menyelamatkan diri sebelum bantuan tiba,” kata salah satu pemateri dari tim provinsi.
---
Evaluasi Sistemik, Tindak Lanjut Nyata
Sosialisasi ini akan ditindaklanjuti dengan simulasi evakuasi, pelatihan lanjutan, dan audit kesiapsiagaan di fasilitas kesehatan tingkat desa. Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas juga menyusun rencana aksi jangka menengah untuk membangun sistem pelaporan cepat dan basis data risiko komunitas.
Kegiatan ini bukan semata seremoni tahunan, tetapi manifestasi dari arah kebijakan kesehatan publik yang sadar risiko, berbasis bukti, dan berorientasi pada penyelamatan jiwa.
---
Disusun oleh Tim Redaksi SERGAP Dirgantara7
Andri Kabiro Sambas