SERGAP DIRGANTARA7// Pontianak, 15 Juli 2025 — Dalam rangka Hari Jadi Kota Sambas ke-394 dan HUT Perpindahan Ibu Kota Kabupaten Sambas ke-26, SERGAP Dirgantara7 menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pemerintah Daerah, lembaga adat, tokoh masyarakat, serta seluruh warga Sambas. Dua tonggak bersejarah ini bukan sekadar perhitungan tahun, melainkan refleksi panjang tentang bagaimana adat, budaya, hukum, dan ideologi demokrasi terus melekat dalam setiap fase pembangunan Sambas.
1. Memaknai Akar Sejarah dan Filosofi
Sejak berdiri sebagai kesultanan pada abad ke-17, prinsip “Raja Berkah”—keadilan sosial, kebijaksanaan ulama-adat, dan musyawarah kolektif—telah menjadi landasan tata pemerintahan. Meski bergeser dari era kerajaan ke pemerintahan kolonial, hingga otonomi daerah modern, nilai-nilai ini tetap eksis melalui lembaga lubuk adat yang mengatur keputusan desa hingga kota.
2. Merawat Adab dan Keberagaman Budaya
Sebagai “muara basa” pertemuan etnis Melayu, Dayak, Tionghoa, Bugis, jawa dan Arab–India,dan suku-suku lainnya Sambas kaya akan ritual, pantun, dan seni pertunjukan tradisional. Menghadapi arus globalisasi dan disrupsi digital, upaya sistematis untuk mendigitalisasi naskah kuno, syair, dan dokumentasi adat menjadi penting agar warisan kultural tetap hidup dan dapat diakses generasi muda.
3. Menegakkan Demokrasi dan Transparansi Publik
Supremasi hukum, akuntabilitas, dan partisipasi warga adalah pilar demokrasi deliberatif. Reformasi kebijakan fiskal—termasuk penyesuaian bobot luas wilayah dan kondisi geografis dalam alokasi DAU/DAK—serta mekanisme audit partisipatif akan memperkuat kepercayaan publik dan menjamin pemerataan pembangunan di seluruh sudut Kabupaten Sambas.
4. Seruan Strategis SERGAP Dirgantara7
Aktifkan kembali lembaga lubuk adat modern di tingkat desa/kelurahan untuk meneguhkan musyawarah publik;
Kolaborasi dengan akademisi dan institusi budaya dalam digitalisasi arsip naskah dan ritual tradisional;
Laksanakan audit partisipatif atas penggunaan anggaran daerah untuk memastikan keadilan fiskal;
Susun masterplan pariwisata berbudaya yang mengintegrasikan Sungai Sambas, Gunung Raya, serta situs sejarah Kesultanan.
Dengan semangat usia 394 tahun dan HUT Ibu Kota ke-26, SERGAP Dirgantara7 mengajak semua pemangku kepentingan memelihara adab, menegakkan keadilan, dan menerapkan transparansi sebagai pijakan setiap kebijakan. Semoga Kota Sambas terus bersinar di panggung nasional dan internasional, menjadi teladan harmoni budaya, demokrasi, dan kemajuan.
—
SERGAP Dirgantara7-Andri Mayudi
“Data digital lebih jujur dari mulut manusia.”