SERGAP7// Sambas, 7 Juli 2025 — Kabupaten Sambas diguncang angin kencang disertai hujan deras pada Senin (7/7) sejak sekitar pukul 12.00 WIB. Cuaca ekstrem ini melanda beberapa kecamatan, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan mengancam keselamatan masyarakat. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Laut Natuna, Sambas memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap dinamika cuaca ekstrem, termasuk potensi pembentukan siklon tropis di kawasan perairan sekitar.
Tiang Listrik Nyaris Tumbang, Potensi Bahaya Listrik dan Lingkungan
Salah satu insiden terjadi di Jalan Raya Sarang Burung Kolam, Kecamatan Jawai, di mana sebatang tiang listrik miring parah dan hanya tertahan oleh tanaman buah naga di sekitarnya. Kondisi ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan, selain juga berisiko memicu kebakaran atau korsleting yang dapat menimbulkan polusi lingkungan.
“Ini bukan hanya soal keselamatan warga, tetapi juga potensi kerusakan ekosistem jika terjadi kebakaran atau tumpahan material berbahaya akibat infrastruktur kelistrikan yang rapuh,” kata Andri dari Sergap Dirgantara7.
Kerusakan Fasilitas Publik, Bukti Rentannya Infrastruktur Pesisir
Di wilayah Sentebang, plafon Puskesmas Sentebang ambruk diterjang angin kencang. Insiden ini mengancam kelangsungan layanan kesehatan masyarakat, memperlihatkan betapa rentannya bangunan publik di kawasan pesisir terhadap bencana hidrometeorologi.
Perahu Karam di Sungai Kartiasa, Nelayan Rugi
Tak hanya di darat, bencana juga terjadi di wilayah perairan. Angin kencang dan gelombang tinggi di Sungai Kartiasa menyebabkan sebuah perahu karam. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material dirasakan nelayan yang sangat bergantung pada aktivitas tangkap harian.
Atap Sekolah Terbang, Lapak Pedagang Porak-poranda
Di Jalan Cempaka, Desa Penjajap, Kecamatan Pemangkat, atap garasi SD Negeri 12 Pemangkat terbang diterjang angin, meskipun tidak ada korban jiwa. Di Jalan Pembangunan, Pemangkat, lapak pedagang ikan roboh dan bahkan sempat berpindah ke badan jalan akibat terjangan angin kencang. Hal ini menunjukkan kerentanan kawasan ekonomi dan pendidikan di Sambas terhadap fenomena cuaca ekstrem.
Desakan Tindakan Cepat BPBD Sambas
Melihat eskalasi kerusakan dan risiko keselamatan yang terus bertambah, Sergap Dirgantara7 Andri mendesak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas untuk segera:
1. Mengeluarkan maklumat resmi kewaspadaan cuaca ekstrem kepada seluruh masyarakat, khususnya yang bermukim di kawasan pesisir, bantaran sungai, dan jalur transportasi vital.
2. Melakukan patroli dan monitoring rutin di titik-titik rawan seperti jalur listrik, fasilitas publik, pasar tradisional, serta wilayah permukiman yang berpotensi terdampak bencana.
3. Menyiapkan posko siaga bencana yang mudah diakses masyarakat sebagai pusat informasi, evakuasi, dan penanganan darurat.
“Krisis iklim bukan ancaman di masa depan, melainkan realitas hari ini. BPBD perlu segera turun ke lapangan, mengedukasi masyarakat, dan memastikan mitigasi berjalan efektif. Kita tidak boleh menunggu jatuhnya korban jiwa atau kerugian yang lebih besar,” tegas Andri.
Fenomena cuaca ekstrem ini seharusnya menjadi momentum untuk menata ulang kebijakan pembangunan daerah agar lebih tangguh menghadapi bencana iklim. Sambas, dengan garis pantainya yang panjang, berada di garda terdepan menghadapi dampak perubahan iklim global.
Berharap tim penanganan darurat melakukan pendataan kerusakan di berbagai titik. Masyarakat diminta tetap waspada, menghindari area berbahaya, dan segera melaporkan kerusakan infrastruktur yang berpotensi mengancam keselamatan publik.
---
Sergap Dirgantara7 Andri akan terus memantau perkembangan di lapangan, menghadirkan laporan aktual dan mendalam terkait bencana dan isu lingkungan di Kabupaten Sambas.