PEMANGKAT, 7 Desember 2025 – Banjir rob kembali melanda Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, memasuki hari ketiga sejak awal Desember. Genangan air laut yang muncul pada malam hingga dini hari tercatat hanya bertahan sekitar 3 hingga 6 jam sebelum surut dan aktivitas warga kembali normal.
Berdasarkan pantauan di lapangan, tidak ditemukan kerusakan serius pada rumah warga maupun infrastruktur publik. Dampak yang paling tampak berupa tumpukan sampah dan sedimen sisa genangan di sejumlah titik permukiman dan jalan lingkungan.
Fenomena banjir rob ini telah menjadi siklus tahunan di wilayah pesisir Pemangkat. Dengan kondisi geografis yang berdekatan dengan pantai, muara sungai, dan dataran rendah pesisir, banjir pasang air laut lazim terjadi setiap akhir tahun. Warga setempat memahami pola banjir rob yang cenderung berlangsung singkat sebelum air kembali surut.
“Kami di Pemangkat sudah terbiasa dengan banjir rob tiap akhir tahun. Biasanya air naik beberapa jam lalu surut lagi. Sekarang ini terasa lebih cepat surut, mungkin karena parit dan sungai sering dibersihkan,” ujar Among, salah satu warga di kawasan pesisir Pemangkat, Minggu (7/12/2025).
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Sambas di bawah kepemimpinan Bupati Sambas, Satono, menunjukkan perhatian khusus terhadap kawasan pesisir, termasuk Kecamatan Pemangkat. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan drainase primer, sekunder, tersier, drainase perkotaan, serta normalisasi sungai yang terhubung langsung ke laut terus ditingkatkan. Sungai dipandang sebagai daya tampung utama, baik bagi air laut maupun air hujan, sehingga kapasitasnya harus kuat sebagai pengendali aliran.
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim-LH) bersama perangkat teknis terkait secara bertahap mendorong program penataan lingkungan dan penguatan sistem drainase sebagai prioritas utama. Sejumlah warga menilai, langkah tersebut berkontribusi besar dalam mempersingkat durasi genangan, sehingga air tidak lagi bertahan berhari-hari seperti beberapa tahun sebelumnya.
Meski situasi relatif terkendali, pemerintah daerah mengimbau warga Pemangkat tetap waspada terhadap potensi bahaya, terutama berkaitan dengan instalasi listrik rumah tangga, penggunaan peralatan elektronik di area tergenang, serta aktivitas anak-anak di sekitar parit dan aliran sungai saat banjir.
Di tengah iklim yang kian sulit diprediksi, masyarakat Pemangkat dan sejumlah kawasan pesisir di Kabupaten Sambas juga berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) lebih aktif melakukan patroli serta pemantauan di titik-titik rawan banjir rob dan banjir akibat hujan. Patroli ini diharapkan disertai deteksi dini dan sistem peringatan yang informatif serta edukatif sebagai langkah pencegahan sebelum situasi memasuki fase darurat.
Pemerintah Kabupaten Sambas menegaskan pentingnya kolaborasi lintas elemen masyarakat dalam menjaga dan merawat lingkungan. Melalui koordinasi antara pemerintah daerah, desa dan kelurahan, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan hingga warga di tingkat RT/RW, seluruh elemen didorong terlibat aktif menjaga kebersihan drainase dan sungai, mencegah pembuangan sampah sembarangan, serta merawat kawasan hijau pesisir.
Kelalaian terhadap lingkungan diyakini hanya akan berujung pada bencana berulang. Masa depan generasi muda sangat ditentukan oleh kualitas dan kesehatan lingkungan hari ini. Karena itu, penguatan drainase, normalisasi sungai, edukasi lingkungan, serta partisipasi kolektif warga terus ditekankan sebagai bagian dari komitmen jangka panjang Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mengurangi risiko banjir di musim hujan dan pasang air laut tahunan.
Laporan: Sergap Dirgantara7


















