ads top menu

 


Sambas Melangkah dengan Kesabaran: Disiplin Pembangunan Menuju Daerah Berkah dan Berkemajuan

By_Admin
Sabtu, Oktober 04, 2025
Last Updated 2025-10-04T16:28:57Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

 


Sergap7//Sambas, Indonesia – Sabtu, 5 Oktober 2025 |  Di ujung utara Kalimantan Barat, sebuah kabupaten bernama Sambas menunjukkan bahwa pembangunan sejati tidak selalu lahir dari anggaran besar — tetapi dari kesabaran, disiplin, dan niat baik yang konsisten.


Ketika sebagian daerah di Indonesia melambat akibat kebijakan efisiensi fiskal nasional, Sambas justru terus melangkah — tenang, terukur, dan berorientasi pada kemanusiaan.


  “Pembangunan itu bukan perlombaan. Kita ingin hasil yang kuat, berkeadilan, dan membawa keberkahan bagi semua,”


ujar Bupati Sambas, H. Satono, S.Sos.I., M.H., dengan nada yang mencerminkan  kepemimpinan yang tenang namun visioner.


Efisiensi Nasional, Keteguhan Daerah

Kebijakan penyesuaian Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2025 merupakan langkah strategis pemerintah pusat dalam menegakkan disiplin fiskal dan efisiensi belanja publik

.

Namun di Sambas, kebijakan itu bukan diartikan sebagai pembatas, melainkan sebagai undangan untuk berbenah.


Alih-alih menunda pembangunan, pemerintah daerah memilih menata ulang prioritas.


Pendekatannya sederhana namun kuat: fokus pada kebutuhan mendesak rakyat, memastikan setiap rupiah menetes ke lapangan, dan menempatkan kemanusiaan di atas simbolisme politik.


Disiplin fiskal menjadi fondasi etika pemerintahan.

Setiap kebijakan dilandasi prinsip bahwa keuangan publik bukan angka, melainkan amanah.


Dengan filosofi itu, Sambas menjadikan efisiensi sebagai alat menuju keadilan, bukan alasan untuk berhenti melayani.


Jalan Desa, Jalan Harapan

Bukti paling nyata dari itu terletak di jalan-jalan desa.

Dua wilayah — Desa Samustida dan Desa Kuala Pangkalan Keramat — kini menjadi saksi bahwa pembangunan dapat menyentuh hati sebelum menyentuh beton.


Di Samustida, jalan poros Samustida–Pipit Teja yang dulunya rusak kini telah diaspal rapi.


Setiap pagi, petani mengangkut hasil bumi tanpa terjebak lumpur, anak-anak berangkat ke sekolah tanpa khawatir jatuh di kubangan.


 “Sekarang jalan sudah bagus. Hasil panen tidak lagi tertahan, dan anak-anak sekolah lebih mudah berangkat,”


tutur, warga Samustida yang senyumnya kini selebar jalan baru di desanya.Sementara di Dusun Sekabau, Desa Kuala Pangkalan Keramat, suasana haru tak terelakkan.


Warga menitikkan air mata saat melihat aspal hitam pertama kali membentang di depan rumah mereka.


  “Dari kecil sampai tua kami mengidam-idamkan jalan ini. Sekarang sudah tercapai. Terima kasih, Pak Bupati Satono. Semoga beliau selalu sehat,”


ujar , tokoh masyarakat setempat.

Bagi mereka, jalan bukan sekadar infrastruktur — ia adalah pengakuan kemanusiaan.


Bahwa pemerintah hadir, melihat, dan mendengar. Kesabaran Sebagai Nilai Pemerintahan


Kabupaten Sambas memiliki karakter geografis yang kompleks: luas wilayah besar, desa-desa terpencar, dan tantangan ekonomi yang berlapis

.

Namun bagi Bupati Satono, kondisi itu bukan hambatan, melainkan panggilan untuk memimpin dengan sabar dan berkeadilan.


 “Tidak semua bisa dibangun sekaligus, tapi setiap desa pasti mendapat gilirannya. Kesabaran adalah wujud keadilan yang berproses,”


tegasnya dalam sebuah forum pembangunan daerah.

Prinsip itu melahirkan pola pembangunan yang rasional namun berjiwa — tidak mengejar kecepatan, tetapi ketepatan; tidak mencari sorotan, tetapi hasil yang bertahan

.

Sambas membuktikan bahwa keadilan bukan hasil instan, melainkan proses yang dijalani bersama.


Salah satu kekuatan terbesar Sambas adalah solidaritas sosialnya.

Warga terlibat aktif dalam pengawasan proyek, dan ikut menjaga hasil pembangunan agar bertahan lama.


Di sisi lain, pemerintah membuka ruang partisipasi publik dan memastikan transparansi di setiap tahap.


Sinergi ini menciptakan ekosistem kepercayaan yang langka di birokrasi modern:


rakyat tidak curiga pada pemerintah, dan pemerintah tidak berjarak dari rakyat.


 “Kita bekerja bukan di atas rakyat, tapi bersama rakyat. Gotong royong adalah energi kemajuan,”

ujar Satono menutup dialognya dengan warga.


Kini, arah pembangunan Sambas melampaui beton dan angka statistik

.

Pemkab menegaskan bahwa pembangunan sejati adalah yang meninggikan martabat manusia.


Jalan yang diaspal, jembatan yang dibangun, dan fasilitas yang diperbaiki hanyalah instrumen — tujuannya adalah kehidupan yang lebih layak, terbuka, dan berkeadilan.


Sambas menanam nilai bahwa pembangunan tidak boleh sekadar indah di foto, tetapi bermakna di hati rakyat.


Dari nilai inilah tumbuh optimisme baru — sebuah keyakinan bahwa kemajuan daerah dapat dicapai tanpa kehilangan sisi kemanusiaan.


Kabupaten Sambas kini menulis kisahnya sendiri dalam bab pembangunan nasional.

Bukan kisah tentang kemegahan, melainkan tentang kebijaksanaan dan keikhlasan.


Pemerintah daerah ini sedang membuktikan satu hal sederhana tapi besar:


bahwa kemajuan yang sejati bukan diukur dari panjang jalan yang diaspal, tetapi dari panjang doa dan syukur rakyat yang merasakannya.


 Sambas Berkah. Sambas Berkemajuan. Sambas Untuk Semua.


SERGAP Dirgantara7

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

ads bottom hb.segerah