Sergap7//Sambas, Kalimantan Barat — 15 September 2025 | SERGAP Dirgantara7Bupati Sambas, H. Satono, S.Sos.I., M.H., menghabiskan awal pekan dengan turun langsung ke lapangan. Dua agenda penting ia jalani di Kecamatan Tebas: meninjau jembatan ambruk di Desa Tebas Sungai dan menghadiri Gerakan Pangan Murah di Desa Seberkat.
Jembatan Runtuh, Mobilitas Warga Lumpuh
Sabtu sore (13/09/2025), jembatan penghubung Dusun Kenanga 2 – Dusun Melati ambruk sekitar pukul 15.25 WIB. Jembatan yang dibangun tahun 2012 itu selama ini menjadi urat nadi pergerakan warga, baik untuk sekolah, pasar, maupun mengangkut hasil pertanian.
Saat meninjau lokasi, Bupati Satono didampingi Kepala Dinas PUPR Drs. Hermanto, M.Si., dan Camat Tebas Dedy Zulkarnain, S.Sos. Ia memastikan jembatan akan masuk prioritas pembangunan tahun 2026.
“Saya minta masyarakat bersabar. Situasi kita memang terbatas, tapi insyaallah pembangunan ini menjadi prioritas tahun depan,” ujar Satono.
Gerakan Pangan Murah: Jaga Daya Beli Masyarakat
Di hari yang sama, Satono juga menghadiri Gerakan Pangan Murah (GPM) di Dusun Sebetung, Desa Seberkat. Kegiatan ini dihadiri unsur Forkopimda, Forkopimcam Tebas, tokoh masyarakat, dan ratusan warga.
Sebanyak 5 ton beras premium SPHP dijual dengan harga di bawah pasaran. Harga awal Rp60 ribu per 5 kilogram, kemudian dipangkas menjadi Rp40 ribu per karung setelah mendapat diskon tambahan dari Bupati dan Kapolres.
“Saya senang melihat antusiasme masyarakat. Harga ini kita turunkan agar semua bisa membeli dengan lebih ringan,” kata Satono.
Kedua agenda lapangan ini memberi pesan sederhana: pemerintah hadir untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat.
Infrastruktur: memastikan konektivitas warga tidak terputus.
Pangan murah: menjaga ketersediaan bahan pokok dan daya beli.
Dengan demikian, pembangunan tidak berhenti pada beton dan aspal, melainkan menyentuh kebutuhan paling mendasar: akses dan pangan.
SERGAP Dirgantara7